Senin, 19 Desember 2011

THE LAST Part 1 (Old Acquaintances)


THE LAST  Part 1 (Old Acquaintances)
Author : Purple Fishy
Genre : Friendship, romance
Tipe : countinue
Rating : G
Cast  : Han Min Ra (oc), Cho Kyuhyun, Choi Siwon
Support cast: Choi Hyun Soo (oc), Park Sang MI (oc)
Cover credit :the original photo doesn’t belong to me, but I edited it as needed
Disclaimer : I only own the plot, the characters are all belong to themselves, do not take it out without permission.
Warning : this story is 100% my imagination, if you like this story please coment but not bashing or plagiat. Thank you^^
Annyeong reader!! Ini ff pertama ku mian kalau masih jelek namanya juga masih belajar, mohon bantuannya ya ^^. Sebenarnya author dapet inspirasi dari pengalaman orang-orang yang author kenal…ff ni semuanya dari sudut pandang author oke jd gak ada POV dari pemainnya, dari pada banyak cing cong langsung aja ke cerita oke
Author POV
Malam sangat dingin dan angin begitu sibuk hilir dan mudik membelai kulit dengan lembut lalu sesering kali angin menghempaskan gaun merah yang digunakan oleh gadis yang berumur 17 tahun yang berdiri sambil memegang tas kecil berwarna merah marun. Gerbang besar menjadi tatapan utama untuknya, rambut yang lurus dan sedikit polesan make up untuk membuatnya terlihat berwarna. Lampu- lampu berkelap- kelip terpancar keluar gerbang, suara sound sistem terdengar dengan lagu- lagu berirama cepat atau lagu melow. Gadis itu mendekatkan dirinya kepada perekam sensor suara untuk membuka gerbangnya “cheoneun Han Min Ra.” Gerbang perlahan terbuka secara otomatis karena sensor suara untuk mengeluarkan identitasnya keluar dari monitor, tatapannya melihat kedepan dan terkejut dengan suasana didalam. Begitu mengejutkan dan mewah sekali, fasilitas yang digunakan sangat canggih dan banyak penjaga disetiap penjuru rumah bertebaran banyak sekali dengan berpakaian jas berdasi dan berbadan gagah, tegap dan terlihat sangar. Perlahan wanita itu berjalan memasuki gerbang dan melewati jalan yang berkarpet merah dengan lampu- lampu di pinggirnya dan tidak luput dari penjagaan. Dia perlahan mencari seseorang yang memiliki rumah ini, wanita itu melihat satu persatu orang yang sedang menghiasi taman halaman rumah besar ini,wanita itu sedikit kelimpungan, bagaimana tidak dia harus mencari satu orang di sebuah halaman rumah yang menurutnya melebihi luas lapangan bola . Tatapannya langsung tertuju pada seseorang yang memakai gaun ungu yang mahal dengan gaya yang sangat “WOW”.
“Hyunsoo-ah, saengil chukae!.” Ucap Minra sambil memeluk hyunsoo sahabatnya.
“Gomawo, kamu udah datang ke sini. bagaimana gaun yang aku pakai sekarang yeppo?” Tanya Hyunsoo dengan bergaya bak seorang model di depan Minra.
“Em..kamu terlihat tua..hahaha…” Ujar Minra sambil tertawa puas.
“Aissh.. yak HAN MIN RA,  seharusnya aku tidak bertanya pendapatmu dan aku tahu pasti hasilnya akan seperti ini.” Gerutu Hyunsoo menatap Minra sinis.
“Mianhae tuan putri , you’re very beautiful tapi masih cantik aku hehe.” Jelas Minra tetap bersikap usil kepada Hyunsoo.
“Kamu ini kalau enggak niat muji lebih baik diem aja.” Ucap Hyunsoo tersenyum.
“Sangmi mana? Kenapa dia belum kelihatan ya?” Mata Minra mencari dikerumunan tamu.
“Dia memang belum datang, miss ngaret sih.” Tawa Hyunsoo.
Datang seorang gadis yang super heboh dan berpenampilan modis mendekat kearah Minra dan Hyunsoo, dia adalah sahabat mereka yaitu Park Sang Mi. Sangmi melambaikan tangannya kearah Minra dan Hyunsoo yang berdiri dipinggir kolam renang, Dia langsung berlari dan memeluk Hyunsoo lalu mencium pipi kiri dan kanan wanita bergaun ungu itu sebagai tanda ucapan selamat ulang tahun untuknya. Hyunsoo terlihat sangat kewalahan dengan sikap sahabatnya yang tidak bersikap tenang tapi Hyunsoo sudah terbiasa dengan ulah salah satu sahabatnya itu.
“hyunsoo-ah…Happy Birthday ya, gue ucapin buat lu dan pastinya lu bakalan menunggu ucapan dari gue.” Teriak Sangmi sambil tersenyum dan mengibas- ngibaskan rambutnya yang terurai.
“Iya…iya udah Sangmi-ssi, sakit nih bisa-bisa gara- gara kamu  badanku remuk, enggak cape apa bulak balik meluk aku, nih sakit tulang- tulang aku.” Ucap Hyunsoo sedikit menyindir Sangmi dan memegangi tubuhnya yang baru saja di peluk erat sahabatnya itu.
“Itu kan udah biasa hyunsoo-ah, lain kali lebih dari itu deh.” Jelas Sangmi menggoda hyunsoo dan kembali tertawa.
“Udah ah, kalian ini enggak bisa akur dikit tiap kali ketemu selalu aja adu mulut. (Minra tertawa) oh iya mana namjachingu-mu Sangmi-ah? Biasanya selalu lengket kaya prangko kemana- mana selalu berdua.” Sindir Minra.
“Dia lagi sibuk, menyebalkan gara- gara dia enggak bisa datang kesini, gue telat kan. Dia lebih milih pemotretan dari pada gue.” Jawab Sangmi dan terlihat raut kecewa dan kelas tergambar di wajahnya.
“(Hyunsoo tertawa puas) sudah enggak usah bahas dia sama cowoknya, nanti dia bakalan bercerita panjang lebar sampai besok. Sekarang kalian cepat ambil makanan nanti kalian kehabisan tuh!” Ucap Hyunsoo mendorong kedua sahabatnya ke ruang makan.
Mereka sangat menikmati suasana perayaan ulang tahun Hyunsoo, Hyunsoo adalah anak satu- satunya dari pengusaha ternama. Perayaan ulang tahunnya sangat megah dan elegan, tamu- tamu yang datang kebanyakan anak pengusaha atau pejabat ternama. Bahkan mitra bisnis orangtuanya pun ada disini untuk memberikan selamat kepadanya.
“Eh.. kalian aku tinggal dulu ya,  aku harus kesana untuk menyapa tamu- tamu appa yang datang. Enggak apa- apakan?” Tanya Hyunsoo menatap kedua sahabatnya yang mulai sibuk dengan hidangan yang tersedia..
“Geunchana.” Jawab Minra tersenyum.
“nde.” Sambung  Sangmi sambil.
Minra sangat menikmati suasana pesta perayaan ulang tahun temannya itu, terdengar  alunan lagu klasik yang bergiliran mewarnai suasana malam. Tamu yang datang sangat banyak, Minra mengamati semua tamu yang datang. Tamu disini sangat berbeda dengan tamu- tamu di pesta perayaan ulang tahun teman lainnya, tanpa sengaja Minra melihat seseorang yang duduk di bangku taman. Seorang laki- laki yang memiliki postur tubuh yang tegap, tinggi, sopan, ramah dan terlihat menarik dengan pakaian jasnya yang rapi, itu terlihat dari bagaimana laki-laki itu menyapa tamu yang datang . Minra terus menatap namja itu, entah apa yang ada di pikirannya sekarang, rasanya ada sesuatu yang menarik dari laki-laki itu.
‘ada apa dengan aku ini, kenapa terus melihat namja itu!.’ Batin  Minra.
“YAK… (teriak Sangmi) lu ngapain Ra? Wajah lu bikinn gue pengen ketawa, berbinar-binar seperti melihat sesuatu yang bikin mata lu pengen keluar.” Sindir Sangmi mengagetkan Minra namun tetap dengan gayanya yang heboh.
“Mwoya?, haha kamu berlebihan!.” Tawa Minra sambil menyembunyikan perasaannya.
“Huh..ngeles lagi, lu kenapa? Pasti lagi ngerasa terpesona dengan tamu- tamu disini karena ganteng- ganteng kan?” Ucap Sangmi usil sambil menyenggol badan Minra .
“Tidak, aku hanya melihat suasana malam sekarang. Memangnya aku terlihat memperhatikan seseorang?” Tanya Minra mengalihkan perhatian Sangmi.
“Sudahlah sayang, gue tau kok pasti lu lagi liatin cowok itu kan!”ujar Sangmi sambil menunjuk seorang laki-laki.
“Annio, aku hanya…” Jawab Minra terbata- bata.
“Ah udah ketahuan tetep aja ngeles, sini gue kasih tau lu (Sangmi menarik tangan Minra) dia itu Choi Siwon sama seperti Hyunsoo  anak satu- satunya dan dia tidak kalah kaya dengan Hyunsoo.Dia adalah anak dari rekan kerja ayah Hyunsoo, dia juga  sekolah di Amerika. Termasuk anak yang jenius karena dia dulu bisa menciptakan satu sistem yang bagus dan diterapkan diperusahaannya sekarang, sistem itu sudah menjamur di berbagai perusahaan sehingga membuat perusahaannya maju. Pemikiran yang berbeda dari orang lain membuatnya menjadi sorotan pengusaha dan orang- orang yang memiliki kekuasaan.” Potong Sangmi memeluk pundak Minra.
“Sungguh menarik, aku memang merasa orang itu berbeda. Dari penampilanpun dapat terlihat dengan jelas. Apa dia teman dekat Hyunsoo?” Tanya Minra.
“Dia sahabat Hyunsoo,  mereka sudah  mengenal semenjak umur  7 tahun di London.” Jawab Sangmi   menatap Siwon yang berdiri jauh dari hadapannya.
“Kamu sangat mengenalnya Sangmi- ssi? Sampai- sampai kamu mengetahui semuanya.” Tanya Minra penasaran.
“Nde… aku mendengarkan cerita itu dari appa yang bekerja sama dengan ayah Hyunsoo dan laki- laki itu. Waktu itu appa memberi tahu nama laki- laki itu adalah Choi Siwon.” Jawab Sangmi.
Minra tidak terlalu mengerti tentang kehidupan orang- orang kaya yang ada disekitarnya, mereka selalu memanjakan anak- anak mereka tapi tidak pernah lupa untuk menjadikan mereka orang yang  berguna dikemudian hari.
Hyunsoo datang dengan menggandeng namja yang menarik perhatian Minra, Minra terlihat salah tingkah saat langkah mereka semakin dekat.
“Minra- ah ,aku belum mengenalkan kamu dengan sahabat kecilku.” Ucap Hyunsoo tersenyum kearah Minra.
“Ah… ne.” Jawab Minra gugup dan tangannya terasa sangat dingin.
“Ige Choi Siwon uri chingu.” Ucap Hyunsoo mengenalkan Siwon kepada Minra.
Minra membungkukan tubuhnya. “ Cheonen Han Minra imnida bangapseumnida manaseo.”
“Ah..ne.” Jawab Siwon sambil membukukan tubunhnya untuk membalas sapaan Minra.
“Yak..  kenapa lu enggak ngenalin Siwon sama gue juga?” Tanya Sangmi cemberut.
“Aissh.. kamu kan udah kenal sama dia, jadi kamu udah gak penting lagi gue kenalin.” Usil Hyunsoo menghiraukan Sangmi.
“(Sangmi tertawa) Ara..ara, aku tahu itu.”
Tiba- tiba ponsel Sangmi berdering, telihat jelas dilayar ponselnya ‘eoma’.
“Yeobuseo eoma? Ada apa?”
“Sangmi- ah cepet pulang, penyakit nenek sedang kambuh, semua keluarga akan pergi ke luar kota. Eoma tunggu kamu sekarang di rumah.”
“Arraso, sebentar lagi Sangmi pulang ke rumah.”
Teleponpun terputus dan Sangmi memasukan ponsel ke dalam tas jingjingnya.
“Apa yang terjadi?” Tanya Minra.                                                                         
“Kalau gue pulang sekarang enggak apa- apakan? Eoma ngasih tahu kalau nenek gue sakit.” Jawab Sangmi menundukkan wajahnya.
“Pergilah. Pasti ibu kamu sudah menunggu di rumah.” Ucap Hyunsoo memeluk sahabatnya.
“Arraso, mianhae, gue pulang lebih awal.” Ujar Sangmi.
Sangmi- ssi perlahan pergi meninggalkan kedua sahabatnya, tinggal Minra yang ada dipesta itu dan  ditemani Hyunsoo dan Siwon.
“Minra- ah, aku tinggal dulu sebentar .” Ucap Hyunsoo.
“Ne.” Jawab Minra tersenyum kearahnya.
“Kamu berbincang- bincang saja dulu dengan Siwon, hati- hati dengannya.” Canda Hyunsoo kepada Minra.
“Aigoo. ” Jawab Siwon sedikit tertawa.
Suasana menjadi sepi dan tidak ada obrolan sedikitpun antara Minra dan Siwon, mereka terlihat canggung dan bingung untuk mencairkan suasana. Terdengar helaan napas Siwon.
“Em… kamu satu sekolah dengan Hyunsoo?” Tanya Siwon.
“Ne, aku satu kelas dengan dia dan tentunya kami satu sekolah.” Jawab Minra dengan senyuman diwajahnya.
“Kamu sudah lama menjadi teman Hyunsoo?” Tanya Siwon kembali.
“Iya sudah cukup lama.” Jawab Minra menatap mata Siwon yang duduk disampingnya.
“Berarti kalian sudah sangat mengenal ya?” Lanjut Siwon.
“Iya begitulah.” Jawab Minra sedikit bosan.
Minra merasa heran dengan sikap Siwon yang selalu menanyakan tentang Hyunsoo, padahal yang Minra ketahui kalau mereka adalah teman sejak kecil.
“Kamu  tahu namjachingu Hyunyoo?” Tanya Siwon sedikit canggung.
“Setauku Hyunsoo belum memiliki pacar, hajiman mianata,  bukannya kalian teman sejak kecil. Pastinya kamu lebih tahu dia daripada aku.” Cetus Minra.
“Hyunsoo  tidak pernah menceritakan dia menyukai dan mencintai siapa, aku penasaran saja dengan dia.” Tanya Siwon tersenyum malu.
‘Cowok yang aneh!’ Kata hati Minra.
Malam semakin larut dan udara mulai terasa sangat dingin, Minra memutuskan untuk segera pulang dan berpamitan dengan Hyunsoo.
“Hyunsoo- ah, aku pulang dulu. Sudah malam pasti orangtuaku mencemaskanku.” Ucap Minra tersenyum kepada Hyunsoo.
“Arraso, kamu pulang sendiri?” Tanya Hyunsoo.
“Iya aku pulang sendiri, mungkin aku akan menunggu taxi didepan.” Jelas Minra sambil menghabiskan sisa minumannya.
“Bagaimana jika kamu diantar Siwon saja, tidak baik pulang sendiri pasti sangat berbahaya.” Usul Hyunsoo.
“Ah…annio, aku pulang sendiri saja nanti aku merepotkan Siwon.” Jawab Minra menolak lembut.
“Aku tidak akan merasa direpotkan, aku akan mengantarkanmu pulang.” Ucap Siwon tersenyum kearah Minra.
“Ah.. annio….”
“Tenang saja, aku akan mengantarmu pulang kerumah dengan selamat.” Siwon memegang pergelangan tangan Minra.
“Hati- hati.” Teriak Hyunsoo.
Minra tidak bisa menolak lagi, karena Siwon sudah memegang pergelangan tangannya dan mengajaknya menuju mobil.
“Silahkan masuk.” Ucap Siwon tersenyum sambil membukakan pintu mobilnya.
“Gomawo.” Misya tersipu malu.
Diperjalan mereka tidak banyak berbicara bahkan terlihat canggung karena ini pertama kalinya mereka saling mengenal satu sama lain dan duduk bersama. Laki- laki itu menyalakan musik untuk memecahkan kesepian yang ada didalam mobil, lagu yang tidak Minra mengerti karena ini pertama kalinya Minra mendengar lagu itu. Minra menunduk dan menatap tangannya yang terkepal dan tidak berkutik untuk berbicara sedikitpun. Ditengah perjalan tiba- tiba terdengar suara pecah dibelakang mobil dan mobilpun oleng,  Siwon membantingkan stir mobil kearah kanan untuk menghentikannya mobil dan menginjak kuat rem untuk menghindari kecelakaan.
“Tunggu sebentar, aku harus melihat kerusakannya, kamu tunggu saja didalam karena cuaca diluar sangat dingin.” Ujar Siwon menatap Minra yang terlihat kebingungan.
“Ne.” Minra menjawab dengan tersenyum.
Siwon keluar dari dalam mobil dan melihat ban belakang mobilnya pecah. Pintu mobil terbuka secara perlahan dan seorang gadis keluar dengan raut wajah heran karena memiliki rasa ingin tahu yang tinggi dia keluar untuk melihat keadaan yang sedang terjadi. Satu persatu kakinya keluar dari mobil dan berdiri melihat keadaan sekitarnya, tidak ramai dan mobil yang berlalu lalang pun sangat sedikit. Pintu mobilpun kembali ditutup, ‘Bug’, Minra mulai melangkahkan kakinya satu persatu dan mulai mendekati seorang laki- laki yang sedang sibuk melihat ban mobilnya yang pecah berantakan dan dia berbicara dengan seseorang di ponselnya.
“Ada apa?” Tanya Minra yang berdiri disamping Siwon.
“Kenapa kamu keluar?” Tanya Siwon terlihat heran.
“Aku tidak nyaman berada didalam, bagaimana ini?” Jawab Minra dengan wajah yang bingung.
“Aku sudah memanggil Tuan Park untuk memperbaiki mobil ini.” Jawab Siwon dengan santai.
“Apa kamu tidak memiliki ban cadangan dan peralatan untuk membongkar ban itu sendiri?” Tanya Minra.
“Ada, tapi aku tidak bisa memperbaikinya karena aku tidak mengetahui caranya.”Siwon menunjuk ke bagasi mobilnya yang tertutup.
‘Dasar hal seperti ini saja dia tidak mengetahuinya, benar- benar …’ gerutu hati Minra.
“Baiklah, aku yang akan menggantinya.” Ucap Minra tersenyum optimis kepada Siwon.
“Boo?” raut wajah Siwon tidak percaya.
“Dulu aku pernah memperbaiki mobil di bengkel dan pasti aku bisa. Aku tidak akan merusak mobilmu.” Jelas Minra menyindir Siwon yang menganggapnya remeh dan seperti seorang wanita biasanya namun Minra menepuk pundak laki- laki itu untuk mempercayainya.
“Mwo? (Siwon terlihat terkejut) kamu yakin bisa?” Tanya Siwon sedikit ragu.
“Serahkan padaku dan kamu tidak perlu memanggil tuan Park, pastinya dia sedang beristirahat karena sudah larut malam. Lagian dia tidak bekerja pada jam- jam seperti ini kan?” Usul Minra sambil melihat kondisi ban mobil.
“Arraso, aku akan membatalkannya.” Ucap Siwon yang masih ragu namun tetap mengikuti usulan Minra dan menelepon kembali tuan Park.
Dengan berpakaian feminim dan memakai gaun, Minra harus bergelut dengan dongkrak mobil, obeng- obeng dan ban. Namun Gadis itu tidak mempedulikannya, suara dentuman musik keluar dari dalam mobil untuk menghilangkan suasana sepi. Siwon membukakan kaca mobilnya agar suara itu semakin terdengar keluar. Gadis bergaun merah itu mulai melakukan tugasnya membongkar ban, pertama,  dia harus mendongkrak mobilnya agar lebih tinggi sehingga mudah untuk menggantinya, kedua,  dia mulai membuka baut- baut yang ada di ban itu untuk memisahkannya dengan ban yang sudah rusak, dan ketiga, dia mengangkat ban yang baru dari bagasi mobil lalu memasangkannya dan menguatkannya dengan baut- baut yang dilepasnya untuk dipasang kembali. Selesai, ban yang sudah bocor itu kembali menjadi ban yang bagus lagi. Siwon hanya melihat Minra yang sibuk membongkar pasang ban, Siwon benar- benar tidak tahu bagaimana cara mengganti ban karena dia tidak pernah belajar dan menyentuh hal- hal seperti itu.
“Selesai.” Teriak Minra tersenyum senang.
“Aku tidak menyangka kamu bisa melakukan ini?” Ucap Siwon terlihat sangat kagum dengan gadis berbadan sedang dan manis itu.
“Tentu, karena appa pernah berkata selagi masih bisa dilakukan sendiri kenapa harus meminta bantuan kepada orang lain dan didunia ini tidak ada yang sulit jika kita tidak membuatnya menjadi sulit.” Gadis itu tersenyum dengan bangga dan membersihkan tangannya yang kotor.
“Benar sekali, baru kali ini aku mendengar perkataan sebagus itu, karena aku tidak begitu banyak berbicara dengan kedua orang tuaku. Mereka selalu sibuk dengan urusannya sendiri bahkan tidak pernah ada  waktu untuk berkumpul atau berlibur bersama.” Jelas Siwon menundukan kepalanya dan nada suara yang terdengar sedih bahkan identik dengan rasa kecewa.
“Tetapi setidaknya kamu memiliki kedua orangtua dan terlahir dari keluarga yang berada, jika kamu memandang kepada orang yang kurang beruntung pastinya kamu akan berpikir berbeda.”Ujar gadis itu sambil tersenyum.
“Iya seharusnya seperti itu, aku bahkan terlalu tamak. Sekarang kita masuk dan pulang, nanti kamu akan semakin terlambat.” Ucap Siwon.
“Kazza.” Jawab Minra.
Mereka kembali masuk kedalam mobil, jam sudah menunjukan pukul 23.00 waktu yang habis terbuang kurang lebih 1 jam untuk memperbaiki ban mobil. Mobilpun kembali meluncur menuju rumah Minra, waktu terasa berjalan begitu cepat. Pedal gas terus diinjak, jalananpun sangat sepi karena sudah beristirahat untuk menyambut hari esok. Kecepatan 120 km/jam terus ditunjukan oleh jarum kecepatan yang dijalankan oleh mobil Siwon dan tanpa terasa mereka sampai didepan rumah Minra.
“Gomawo Siwon- ssi, aku sudah merepotkanmu.” Ucap Minra menatap Siwon sambil tersenyum.
“Cheonmaneo, aku  juga berterima kasih kamu sudah memperbaiki ban mobilku. Aku sangat kagum  kepadamu dengan keahlian yang kamu miliki, aku baru menemui gadis sepertimu. Aku sangat berterima kasih.” Ujar Siwon dengan membalas senyuman yang dilemparkan oleh Minra kepadanya.
“Ne… geunchana, aku hanya terbiasa saja sehingga aku juga mengerti caranya. Kalau kamu mau belajarpun pasti kamu bisa.” Wajah Minra memerah dan malu.
Pintu mobilpun terbuka secara perlahan dan Minrapun keluar dari mobil, gadis itu berpamitan kepada Siwon dengan melambaikan tangannya, lalu mobilpun pergi dan melaju sampai hilang di ujung jalan. Minra membuka gerbang rumahnya dan kembali menguncinya, rumahnya masih menyala,  sepertinya masih ada orang yang bangun. Pintu rumahpun perlahan Minra buka, ternyata masih ada seseorang yang menunggu Minra didepan televisi.
“Oppa kenapa belum tidur?” Tanya Minra segan.
“Iya aku menunggu kamu pulang, ayah dan Ibu sudah tidur dan mereka menyuruhku menunggumu. Kamu pulang dengan siapa?” Tanya Kakak Minra, Han Ji Hyuk yang terlihat sinis dan nada suaranya terdengar kesal.
“Aaa…a..ak…aku diantar saudara Hyunsoo karena tidak ada taxi jadinya Hyunsoo membantuku dan meminta saudaranya mengantarkan aku pulang.” Jawab Minra dengan terbata- bata dan takut.
“Namja atau Yeoja?” Tatapan sinis menusuk mata Minra.
“Di…dia namja. Tapi tenang saja oppa dia baik dan tidak melakukan apa- apa kepadaku.” Jawab Minra terburu- buru dan pergi kekamarnya.
Minra pergi bergitu saja meninggalkan Kakaknya dan menaiki anak tangga untuk sampai dikamar. Han Ji Hyuk adalah anak laki- laki satu- satunya dikeluarga Minra dan  pelindung untuk Minra, karena sifatnya yang overprotektif.
 “Baguslah, lain kali tidak perlu meminta bantuan orang lain, kamu bisa menelpon aku. Kamu mengerti?” sedikit teriakan kakaknya agar Minra mendengar kata- katanya.
“Arraso oppa.” Teriak Minra yang sudah masuk kedalam kamarnya.
Sementara itu, Siwon sudah sampai kerumahnya dan menyiapkan air hangat untuk mandi, entah kenapa bayangan Minra selalu hadir didalam benaknya “Kenapa aku memikirkan wanita itu?” Siwon berbicara sendiri dan tersenyum melihat dirinya yang memikirkan wanita dengan kepribadian yang berbeda, meskipun terlihat lembut tetapi  gadis itu sangat kuat. Siwon tertarik dengan kepribadian Minra dan pemikirannya yang optimis membuat dirinya terlihat bijak.
Pagipun tiba…
Kedua sahabat Minra sudah datang di sekolah dan sibuk sekali menyontek tugas rumah yang belum mereka kerjakan dikarenakan pesta perayaan ulang tahun kemarin, sehingga menyita waktu mereka bahkan pekerjaan sekolah terlupakan begitu saja. Pelajaran pertama hari ini adalah matematika dan guru mata pelajaran itu sangat kiler dan membuat siswa yang mengikuti pelajarannya merasa takut.
Bel masukpun berbunyi begitu keras, senior high school tingkat 3 sudah sepi dan semua siswa berada didalam kelas untuk menyambut kedatangan guru kiler itu.
“Guru sudah datang tetapi kemana dia? Bahkan batang hidungnyapun tidak terlihat sama sekali. Apa dia tidak masuk sekolah hari ini?” Tanya Hyunsoo kebingungan dan berbisik.
“Mungkin dia terlambat datang, memangnya dia pulang jam berapa kemarin?” Tanya Sangmi.
“Gak terlalu malam, kemarin Siwon yang mengantarnya pulang.” Jawabnya dengan risau.
Suara bentakan guru matematika itu terarah kepada kedua gadis yang sibuk dengan aktivitasnya sendiri dan asik berbisik- bisik.
“HEH KALIAN! Jika kalian masih ingin berbicara dan asik menggosip keluar saja!” Bentakan guru kiler kearah dua gadis itu.
Kedua gadis itu terlihat kikuk dan keringat dingin mulai mengalir dibadan mereka karena akan berurusan panjang dengan guru kiler ini. Sifat guru ini selalu membawa masalah kecil menjadi masalah besar dan pastinya kedua gadis itu akan diberikan hukuman untuk membuat mereka jera. Seperti minggu kemarin, seorang anak laki- laki yang asik memainkan ponselnya dan terlihat oleh guru itu seketika ponselnya raib menghilang dan sudah dipegang oleh guru kiler itu. Hukuman untuk anak laki-  laki itu adalah menghafal 100 rumus matematika dari tingkat 1sampai 3 dan tentu saja ponselnya disita sampai dia menghafal semua rumus yang guru itu perintahkan.
Hentakan kaki terdengar keras dan jelas karena suasana kelas yang sepi dan tegang, memang panjang umur, gadis dengan rambut yang terikat dan memegang tas berwarna ungu tepat berada didepan pintu kelas dan kakinya melangkah masuk dengan napas yang terpenggal- penggal. Semua siswa yang ada di dalam kelas langsung meyorot kearahnya begitupun tatapan guru kiler itu sangat tajam dan sepertinya akan ada gunung meletus dengan mengeluarkan larvanya yang berkecepatan 2000 km/jamnya atau seorang harimau yang kelaparan yang akan memakannya hidup- hidup.
“Minra! Kamu bisa melihat ini jam berapa?” Teriakan guru itu tepat dihadapannya.
“Maafkan saya pak.” Jawab Minra menundukan wajahnya.
“Sudah sekarang….” Bentak guru itu berhenti dengan melihat kearah pintu kelas.
Semua siswa menatap kearah pintu kelas, dan terlihat dua orang yang berdiri dengan tegap dan menatap kedalam kelas. Guru kiler itu tersenyum dan mempersilahkan kedua orang itu masuk kedalam kelas. Tanpa rasa sungkan dengan membalas kembali senyuman yang dilontarkannya, langkah pasti dan merekapun masuk kedalam kelas.
“Maaf sebelumnya saya mengganggu pelajaran anda, saya meminta waktu sebentar untuk memperkenalkan siswa yang pindah ke sekolah ini dan kebetulan jumlah siswa kelas ini kurang sehingga saya memasukan dia di kelas ini.” Ujar Kepala Sekolah.
“Silahkan pak.” Senyuman terlontar dari wajah guru kiler itu.
Gadis bertas ungu itu berlari dan selamat dari cengkraman harimau yang akan memakannya hidup- hidup dan duduk dikursinya seperti biasa. Siswa baru itu tersenyum melihat konyolnya gadis yang berlari seperti tikus yang akan dimakan oleh seekor kucing.
Kepala sekolah memberikan kesempatan kepada seorang siswa yang berdiri disampingnya untuk memperkenalkan dirinya dihadapan teman- teman barunya.
“Anak- anak, ini teman baru kalian. Dia pindahan dari Seoul Nohwon, Butakamnida.” Ucap Kepala Sekolah menatap murid baru yang ada disampingnya.
“Annyeonghaseo, ireumeunje Cho Kyuhyun imnida, bangapseumnida mannaseo.” Sedikit menurunkan kepala terlihat sebagai rasa hormatnya.
“Baiklah, mungkin perkenalan untuk sekarang sudah cukup. Silahkan anda bisa duduk di bangku yang kosong dan sesuai dengan yang anda inginkan.” Ujar kepala sekolah mempersilahkan laki- laki itu memilih kursinya
“Gamsahamnida.” Senyuman kecil sedikit menghiasi raut wajahnya.
Laki- laki itu berjalan sambil mencari bangku yang dia inginkan, kursi kosong yang ada di kelas tidak terlalu banyak. Dia memilih duduk dikursi yang tidak jauh dari papan tulis, meskipun sudah terisi oleh seorang gadis namun kursi yang ada disamping gadis itu kosong dan bisa di tempatinya. Tanpa basa basi, dia duduk dan tidak melihat sedikitpun kearah gadis yang duduk disebelahnya. Gadis itu hanya menatap canggung dengan keadaannya, sedangkan kedua temannya  hanya mengolok- olok gadis itu yang terlihat bodoh dan bingung. Pelajaranpun dilanjutkan kembali tanpa adanya komentar dari siswa itu, semua siswa menampakan wajah yang begitu serius untuk mengikuti pelajaran Matematika. Tidak terasa 2 jam pelajaran guru yang kiler itu berlalu seiring dengan bel yang berbunyi keras. Wajah tegang mulai menghilang dari raut wajah siswa siswi di dalam kelas, beban menghilang setelah guru Matematika itu keluar. Sambil menunggu pergantian pelajaran, gadis yang duduk disebelah siswa baru itu berdiri dan menghampiri kedua temannya yang duduk dibelakangnya.
‘Akhirnya gadis itu dapat ku temukan dan aku akan memulainya sekarang.’ Batin laki- laki bernama Kyuhyun itu sambil menatap seorang gadis yang tersenyum sinis.
To be countinue……

Tidak ada komentar:

Posting Komentar